www.kilaswarta.id – Langkah konkret dalam pencegahan dan pemberantasan narkoba semakin menjadi perhatian bagi berbagai institusi, termasuk lembaga pemasyarakatan. Salah satunya adalah Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tabanan yang mengadakan tes urine bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional Kabupaten setempat. Kegiatan ini bukan hanya melibatkan warga binaan, tetapi juga petugas di dalamnya.
Pemilihan untuk melakukan tes urine ini bertujuan tidak lain untuk menciptakan lingkungan yang bersih dari penyalahgunaan narkoba. Kepala Lapas Tabanan, Prawira Hadiwidjojo, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari arahan Direktur Jenderal Pemasyarakatan. Dia juga menekankan pentingnya deteksi dini terhadap penyalahgunaan narkoba dalam setiap elemen lembaga pemasyarakatan.
Prawira menyatakan bahwa komitmen untuk memerangi segala bentuk pelanggaran terkait narkoba sangatlah penting. Dia menegaskan bahwa tidak ada toleransi bagi siapa pun, baik petugas maupun warga binaan, jika terlibat dalam penyalahgunaan. Ini menjadi bagian dari upaya untuk mewujudkan Lapas Tabanan sebagai tempat yang bebas dari narkoba.
Strategi Penyuluhan dan Kerjasama Dengan BNNK
Dalam upaya lebih lanjut, Prawira juga menekankan pentingnya kerjasama dengan pihak Badan Narkotika Nasional Kabupaten Badung. Sinergi antara Lapas dan BNNK sudah terjalin dengan baik. Selama ini, banyak kegiatan positif yang melibatkan kedua pihak, seperti tes urine, rehabilitasi, dan penggeledahan. Keterlibatan BNNK dalam pelaksanaan kegiatan ini menjadi langkah perlindungan penting bagi warga binaan.
Selain kegiatan tes urine, Lapas Tabanan juga sering melaksanakan program rehabilitasi pemasyarakatan. Program-program ini bertujuan untuk memberi kesempatan dan jalan keluar bagi warga binaan yang ingin pulih dari penyalahgunaan narkoba. Dengan adanya pendampingan dari BNNK, diharapkan proses rehabilitasi tersebut dapat berjalan lebih efektif.
Dalam konteks ini, keteladanan petugas juga sangat diharapkan. Prawira mengingatkan bahwa petugas harus menjadi contoh yang baik. Proses pencegahan harus dimulai dari internal, di mana setiap petugas harus menjaga integritas dan loyalitas terhadap tugas yang diemban. Dengan demikian, lingkungan di dalam lapas akan semakin kondusif dan bebas dari pengaruh negatif.
Hasil Tes Urine dan Harapan ke Depan
Dalam pelaksanaan tes urine yang dilakukan, dr. Ni Putu Agustina dari tim BNNK melaporkan bahwa semua hasilnya negatif. Hal ini tentu menjadi kabar baik dan menunjukkan bahwa komitmen dalam menjaga lingkungan yang bersih dari narkoba mulai membuahkan hasil. Keberhasilan ini diharapkan tidak hanya berlangsung saat tes dilakukan, tetapi harus berkelanjutan.
Ke depan, penting untuk menjadikan kegiatan seperti ini sebagai rutinitas. Tes urine secara berkala akan menjadi bagian dari budaya di dalam Lapas Tabanan. Dengan cara ini, diharapkan akan ada kesadaran yang lebih tinggi di antara warga binaan dan petugas untuk menghindari penyalahgunaan zat terlarang.
Lebih dari itu, tim BNNK berharap agar kegiatan preventif ini dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan narkoba di kalangan warga binaan. Edukasi tentang bahaya narkoba dan dampaknya juga harus terus diberikan untuk membangun kesadaran. Sekali terjerumus, dampak negatifnya tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga menghancurkan masa depan.
Peran Penting Pemasyarakatan dalam Mewujudkan Lingkungan Bersih
Pemasyarakatan bertanggung jawab untuk menciptakan kondisi yang aman dan nyaman bagi warganya. Oleh karena itu, penting untuk terus melakukan program-program yang mendukung pencegahan penyalahgunaan narkoba. Penerapan kebijakan tegas dan membangun kontrol yang ketat menjadi langkah strategis yang harus dilakukan terus menerus.
Selain tes urine, kegiatan lain yang berfokus pada rehabilitasi mental dan spiritual juga diperlukan. Program-program ini harus bersinergi agar dapat memberikan dampak positif. Dengan demikian, warga binaan tidak hanya bebas dari narkoba secara fisik, tetapi juga memiliki perubahan sikap dan perilaku yang lebih baik.
Dalam konteks ini, terjalinnya kerja sama antara lembaga pemasyarakatan dan BNNK diharapkan dapat terus berlanjut. Inisiatif seperti ini harus menjadi model bagi lapas-lapas lainnya di seluruh Indonesia. Dengan waktu dan pendampingan yang konsisten, harapan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dari narkoba menjadi lebih realistis.