www.kilaswarta.id – Penutupan jalur utama Denpasar–Gilimanuk di wilayah Selemedeg memberikan dampak signifikan bagi perekonomian masyarakat. Terutama bagi para pedagang di Pasar Tradisional Bajra, yang kini mengalami penurunan pendapatan drastis akibat berkurangnya jumlah kunjungan pembeli.
Dalam beberapa hari terakhir, para pedagang mengungkapkan keluhan mereka tentang sepinya aktivitas jual beli di pasar. Situasi ini diperburuk oleh pengalihan arus lalu lintas yang membuat akses ke pasar semakin sulit, sehingga konsumen lebih memilih jalur alternatif yang lebih jauh.
Menurut data yang dihimpun, penurunan penjualan bisa mencapai 30 persen dari angka penjualan sebelumnya. Ini mengindikasikan betapa seriusnya dampak dari penutupan jalur utama tersebut bagi bisnis lokal.
Pengaruh Penutupan Jalur Terhadap Ekonomi Warga di Sekitar Pasar
Situasi saat ini membuat banyak pedagang merasa tertekan, dengan pernyataan dari I Made Agus Uriantara, Kepala Pasar Tradisional Bajra, menyatakan betapa signifikan dampak tersebut. Ia mencatat bahwa banyak pedagang yang kini kesulitan untuk menarik minat pembeli.
Dengan akses menuju pasar yang terbatas, kemacetan lalu lintas akibat proyek perbaikan jalan hanya memperparah keadaan. Pedagang pun terpaksa mencari cara untuk mempertahankan bisnis mereka dalam keadaan yang semakin sulit ini.
Pedagang yang menjual barang-barang pokok seperti sayuran dan buah-buahan mengalami kesulitan lebih lanjut. Keterlambatan dalam pengiriman barang menjadi hal yang wajar, sehingga mereka harus mempersiapkan stok lebih awal.
Kesulitan yang Dihadapi Para Pedagang di Pasar Tradisional Bajra
Beberapa pedagang, seperti Nyoman Kawiada, mengeluh tentang keterlambatan pesanan barang yang sangat mengganggu. Mereka terpaksa melakukan pesanan lebih awal, bahkan hingga lima hari sebelumnya, demi menjaga kelangsungan usaha.
Keterlambatan pengiriman ini bukan lagi masalah kecil, tetapi sudah menjadi beban berat bagi pedagang yang harus mengandalkan arus barang yang lancar untuk menjalankan bisnis mereka. Apalagi, saat aktifitas pasar sepi, risiko kerugian semakin meningkat.
Seorang pedagang buah, I Putu Wirdana, menambahkan bahwa biasanya barang datang tepat waktu, tetapi kini ia merasakan dampak negatif dari pengalihan arus lalu lintas. Kondisi ini membuat pelanggan semakin jarang datang, dan hal tersebut menambah beban lainnya bagi mereka.
Harapan Pedagang untuk Penyelesaian Proyek Perbaikan Jalan
Para pedagang di Pasar Bajra sangat berharap agar proyek perbaikan jalan dapat segera diselesaikan. Mereka menginginkan pulihnya kembali aktivitas ekonomi yang selama ini menjadi sumber mata pencaharian utama mereka.
Kekhawatiran mereka meningkat seiring dengan berlanjutnya penutupan jalur utama. Tentu saja, jika kondisi ini terus berlangsung, kerugian yang dialami para pedagang akan semakin besar, bahkan dapat berujung pada kebangkrutan untuk beberapa di antara mereka.
Setidaknya, sebagian besar pedagang mengharapkan dukungan dari pihak berwenang untuk alternatif solusi dalam meredakan dampak ekonomi yang terjadi. Mereka percaya bahwa kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat sangat penting untuk bangkit dari keterpurukan ini.
Dengan cepatnya perubahan dalam kondisi pasar, diharapkan ada perhatian lebih dari pihak-pihak yang berwenang. Untuk itu, usaha bersama harus dilakukan untuk memulihkan ekonomi lokal agar dapat kembali merangkak lebih baik.